Tampilkan postingan dengan label pengertian ruqyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pengertian ruqyah. Tampilkan semua postingan

JIN TURUNAN

Ruqyah syar'i di bandung. 

Polemik Jin Tanjakan (*eh.. Jin Turunan)

Hehe...
Mari kita senyum dulu sebelum membahas lebih detail persoalan ini... :D

Dunia ruqyah lg rame sama pembahasan jin turunan...
Kmrn ada "u-Lamak" yg berfatwa bahwa jin turunan itu ngga ada karena dosa seseorang tidak bisa ditanggung orang lain...

Alangkah tidak adilnya Allah saat orang tua yg memelihara jimat tp yg kena malah anak cucunya...

Bgitulah skilas fatwa-fatwa al-'Allaamah Ar-Raaqi al-Maghruri...

Dalam beberapa statementnya ada yg saya stujui dan BANYAK yg saya tolak...

Diantara yg saya setujui adalah :

Jin para leluhur tidak bisa menurun secara OTOMATIS ke setiap anak pada generasi selanjutnya...

Mereka memilih anak2 yg mempunyai "bakat" dalam melanjutkan perjanjian leluhurnya di kemudian hari... jika sudah ada anak yg terpilih, maka ia akan membisikkan ke dalam hati majikan lamanya utk segera mengkader cucunya itu, baik dgn cara bersalaman, ditiup ubun2nya, dielus-elus sambil dijampi, ataupun diminumi sesuatu....

Adapun bakat yg dimaksud di sini adalah bawaan sifat, karakter, segi ibadah yg kurang, keimanan yg loyo, dan fisik yg mendukung..

Dari segi sifat biasanya mereka mencari mana anak cucu yg sifatnya paling sama dan dominan dgn majikan lamanya...

Biasanya sifat yg dicari adalah sifat keras, mau menang sendiri, telonyoran (berani tapi nekat), hobi ribut, dan ngeyelan...
Sifat smacam ini dipilih oleh jin yg dulunya digunakan utk kesaktian, beladiri, kekekebalan, kewibawaan, dan yg smacamnya...

Adapun sifat dan karakter yg cenderung lemah dan mellow, maka lebih dominan dipilih oleh jin pertapa yg digunakan untuk meramal, menerawang, kepekaan daya batin yg dahsyat melalui wangsit/firasat syaithaniyah, dan yg smisalnya...

Setan ngga akan pernah takut dgn ibadah fisik yg dilakukan walau sebanyak apapun si calon penerus mengerjakannya.....
Bahkan di beberapa kasus, justru anak yg ibadahnya paling rajin yg malah terpilih menjadi majikan baru...

Selain karena jin tidak suka dengan ibadahnya, ternyata para "majikan baru" ini berwatak keras, ngeyelan, sombong, sok jago, ngomongnya nyelekit, pendendam, hobi mengumpat, baper yg sangat keterlaluan, pemalu yg berlebihan, antisosial, pemendam rasa, dan berbagai karakter yg menjadikan ibadahnya tidak menerangi hati dan tidak membawa perubahan apa2 dalam hidupnya...

Dan yg paling utama adalah minimnya pengetahuan ttg TAUHID walau ibadahnya rajin...

Selengkapnya silahkan baca kitab Ighatsatul Lahfan karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah, karena saya ngga mau bahas lebih detail soal itu...

Yg perlu saya luruskan adalah statement beliau yg mengatakan bahwa jin tanjakan itu ngga ada.... adanya jin turunan...!!!
*hehe :D

Setelah ada poin yg disepekati bersama, maka kini kita akan membahas poin-poin rancu yg banyak menjadi perselisihan dan perdebatan sengit antar peruqyah...

1.Jin turunan tidak ada, karena setiap manusia menanggung dosanya masing-masing, dan dosa tidak diturunkan ke anak...

2.Tidak ada dalil masalah jin turunan, perkara ghoib itu butuh dalil

3.Jin menganggu karena sifat dasarnya adalah pengganggu, mereka tidak melihat siapa leluhurnya jika akan mengganggu manusia

Ok... kita bakal preteli satu persatu insya Allah...

1.Betul bahwa di dalam al-Quran Allah Ta'ala berfirman :

ولا تزر وازرة وزر أخري

"Dan seorang yg berdosa tidak akan memikul dosa orang lain.." ( ayat ini terletak pada banyak surat di al-quran, diantaranya adalah surat al-An'aam ayat 164 juz 8)

Namun pembahasan dosa dgn gangguan jin leluhur itu ibaratnya sepeti dua kendaraan yg berbeda arah...
Yg pertama arah pembahasannya adalah ranah DOSA, yg kedua ranah pembahasannya adalah EFEK perjanjian dengan jin...

Memang betul dosa pemelihara khodam itu ditanggung dirinya sendiri, dosa penghamba pusaka ditanggung dirinya sendiri, dan dosa pengagung jimat juga ditanggung dirinya sendiri...

Tp kita msti lihat dari sisi lain, yakni tentang "SIAPA YG ENGKAU AJAK BERSERIKAT DALAM PERBUATAN DOSA BESAR INI?!"

Contoh;

KORUPSI itu kesalahan PRIBADI...
Namun EFEK-nya MENYELURUH...
walaupun rakyat TIDAK ikut DIPENJARA, tapi rakyat terkena IMBAS dari ulah pemimpinnya yg korupsi...

Begitu juga para penghamba pusaka sakti, pemelihara khodam, dan para pengagung jimat...
Itu kesalahan PRIBADI...
Namun DAMPAK-nya menyeluruh..
Para pelaku kelak akan dihukum karena perbuatan syirik mereka,
Anak cucunya TIDAK DIHUKUM tp mereka akan terkena IMBAS dari jin yg selalu menuntut majikan BARU...

Semua dari kita pasti tau bahwa jin itu bukan benda jamadat alias benda mati...
Dia hidup, dia bergerak, dia punya akal, punya nafsu, bisa menyerang, suka usil, ada yg islam ada yg kafir, berbangsa-bangsa persis seperti MANUSIA... (silahkan liat surat al-Jin) maka dari itu makhluq ini tidak bisa diremehkan...

Guru kami syaikh Wahid 'Abdussalam Bali hafidzahullah menjelaskan perkara yg serupa dengan kasus JIN TURUNAN, yg mana jin khodam bisa mengganggu keturunan penyihir...
Di dalam kitabnya, Ash-Shaarimul Battaar Fi At-Tashaddiy Lis-Sahartil Asyraar cetakan ke 22 maktabah Daaru Anas bin Malik hal.65, beliau berkata :

فيقوم الساحر بتسخير هذا الجني لأعمال الشر التي يريدها، فإن عصاه الجني تقرب الساحر إلي زعيم القبيلة بأنواع من العزائم التي تحمل في طياتها تعظيم هذا الزعيم و الاتغاثة من دون الله تعالي، فيقوم هذا الزعيم بمعاقبة الجني و أمره بطاعة الساحر، أو تسخير غيره لخدمة هذا الساحر المشرك..
ولذلك نجد بين الساحر و الجني المسخر لخدمته علاقة كره و بغض..
ومن هنا نجد هذا الجني كثيرا ما يؤذي الساحر في أهله و أولاده، أو ماله، أو غير ذلك

"Penyihir menaklukan jin agar mereka mau melakukan perbuatan jahat yg ia kehendaki...

Apabila jinnya membangkang, maka penyihir akan mendekatkan diri pada raja jin dengan berbagai mantra yg di dalamnya terdapat pengagungan kepada Raja jin dan permohonan pertolongan pada selain Allah Ta'ala..

Kemudian Raja jin akan menghukum jin pembangkang dan menyuruhnya utk taat kpada si penyihir atau pada orang yg ditugasi utk dilayani oleh penyihir musyrik ini...

Maka kami melihat bahwa ada hubungan kebencian antara penyihir dengan jin peliharaannya dalam melayaninya..

Dan dari sinilah kami menemukan bahwa kebanyakan jin MENGGANGGU si penyihir, baik pada KELUARGA dan ANAK-ANAKnya, hartanya, dsb..."

Inilah bukti nyata KERUGIAN BESAR karena bersekongkol dengan JIN.. semua KELUARGA bisa kena ganggu walau satu orang yg mengadakan perjanjian..

Allah Ta'ala berfirman dalam surat al-Jinn :

و أنه كان رجال من الإنس يعوذون برجال من الجن فزادوهم رهقا

"Dahulu ada sebagian lelaki dari manusia meminta perlindungan kpada lelaki dari bangsa jin, maka bertambahlah kesesatannya.."

Kata As-Sudy dalam tafsir ibnu Katsir cetakan daru thayyibah jilid 8 hal.239 :

فإذا عاذ بهم من دون الله، رهقتهم الجن الأذي عند ذلك

"Apabila seseorang memohon perlindungan selain Allah pada mereka (bangsa jin), maka jin akan MENGGANGGU manusia saat itu juga.."

Dari 'ikrimah pada kitab yg sama, jilid dan halaman yg sama dia berkata :

فيقول سيد القوم : نعوذ لسيد هذا الوادي.
فقال الجن : نراهم يفرقون منا كما نفرق منهم. فدنوا من الإنس فأصابوهم بالجنون و الخبل

"SEORANG pemimpin kabilah berkata : "KAMI MEMOHON PERLINDUNGAN PADA JIN PEMBESAR LEMBAH INI.."

Saat itu para jin yg mendengar berrucap: "Kami melihat mereka ternyata juga takut pada kita sebagaimana kita dulu takut pada mereka..!!!"
Lalu para jin itu mendekati manusia dan menjadikan "MEREKA" GILA dan BEBAL.."

Laa haula wa laa quwwata illaa billaah...

Ini lebih mengerikan lg.. SATU orang yg meminta perlindungan pada JIN, akhirnya SEMUA orang ikutan diganggu jin...

Padahal mereka yg ikut diganggu bukan keturunannya...
Jika yg bukan keturunan aja diganggu, maka apalagi yg KETURUNAN ???

Dan ini secara tidak langsung sudah bisa mewakili pernyataan beliau nomer DUA ttg dalil jin leluhur yg mengganggu...

Walaupun tidak terperinci telah banyak dalil di dalam al-Quran bahwa jin itu dapat ngikut pada anak cucu keturunan kita...

Dalam pembahasan poin kedua ini sebenarnya kita butuh bahas detail soal pembagian ghaib... krn waktu yg mepet menjelang buka puasa, maka insya Allah akan saya sambung lg poin-poin berikutnya pada kesempatan mendatang...

Baarakallaahu fiikum... selamat berbuka puasa smoga amal ibadah kita dterima oleh Allah Ta'ala... aamiin

Muhibbukum fillah
Abu Fuwaizir el-Musyaffa (MFH)

Ruqyah syar'i di bandung  tlp/ WA 081320121351

CARA MENANGANI KESURUPAN

Ruqyah syari di bandung- Bismillah, Pernah mendengar orang kesurupan..??

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) gila.” (QS. Al Baqarah: 275)

“Sesungguhnya setan menyusup dalam diri manusia melalui aliran darah. Aku khawatir sekiranya setan itu menyusupkan kejelekan dalam hati kalian berdua.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 3281 dan Muslim no. 2175).

Yang kita bahas di sini kesurupan yg bukan pada saat di ruqyah / kesurupan yang sering di alami orang2 umum d luaran sana.

Apabila suatu saat kita di amanahi ALLAH di mintai tolong keluarga yg kesurupan maka lakukan tindakan yang tepat.

Cara penanganan

- Sebagai terapis/ Roqi harus tetap tenang meskipun pasiean dalam kondisi yg parah( ngamuk, teriak, dll)

- Tanyakan latar belakang dia kesurupan awalnya kenapa, bab psikis, fisik dll

- CEk ada benda2 yg di miliki dan  menjadi potensi di sukai setan atau tindakan yg d lakukan ( jimat, isim patung2, wirid2, ritual2)

- jika ada benda2 isim/ jimat hancurkan dulu (bakar, potong dll)

- Tetap perhatikan Auratny tertutup, jika perempuan pkaikan kerudung/ mukenah ( beberapa kasus kesurupan kadang  pake celana pendek baju2 minim)

-  kmudian bacakan ayat2 ruqyah standar

- Amati reaksinya jangan sampai Roqi tertipu oleh jin kadang seolah2 sudah sadar( pencet bagian tubuh tertentu misal ujung jari2, leher,dll)

- Tolak setiap permintaan jin terhadap Roqi/ keluarga ( kopi, rokok, telor dll) bahkan jin nanti yg d minta bukan sekedar benda2, tetapi jin minta di bacakan ayat2/ surat Al Quran  dengan dalih mau keluar, jgan pernah turuti permintaan  baca apapun, kita bacakan ayat/surat yg lain.

- Buatkan air ruqyah, yg aga bnyak misal di galon, ember, dll

- minumkan air ruqyah, atau klo aga sulit sadar bisa d siram/ mandikan.  tetapi aurat tetap d tutup mukena kerudung jgn di buka.

- jika tetap sulit sadar cek dari awal lagi, ada benda2 yg melakat d tubuhnya ga kalung, gelang, dll cek bab psikis juga ada kecewa, marah, sakit hati dll jika ada motivasi  nasehati, meskipun dalam kesurupan tetep dengar perkataan kita,

- Terakir jika sudah sadar  tanyakan kenapa sebab awal dia kesurupan, lalu smpaikan tentang materi Tazkiyyah, Ruqyah mandiri, ajak komitment berubah, taubat, tegakan aturan.

* barangbkali ada yang mau menambahkan

Wallahualm

Tlp/ wA

081320121351/
081223886192

Bbm 5B34E523

TENTANG RUQYAH SYAR'IYYAH



RUQYAH SYAR'I DI BANDUNG. RUQYAH SYAR’IYYAH, adalah upaya untuk terapi fisik atau psikis baik yang di sebabkan gangguan jin atau bukan, dengan membacakan ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem dan doa doa sunnah, bacaan Al-Quran ?terutama pada ayat tertentu- yang dibaca dengan baik dan benar oleh orang yang shalih dan terjaga imannya.

Pengertian Ruqyah Ruqyah secara bahasa artinya jampi-jampi atau mantera. Ruqyah sacara syar’i adalah jampi-jampi atau matera yang dibacakan oleh seseorang untuk mengobati penyakit fisik/ psikis, atau yang terkena ganguan jin atau sihir atau untuk perlindungan dan lain sebagainya dengan hanya menggunakan ayat-ayat Al-quran dan atau doa-doa yang bersumber dari hadist-hadist dari Rarulullah shallallahu’alaihi wassalam dan atau doa-doa yang bisa dipahami maknanya selama tidak mengandung kesyirikan. Ruqyah merupakan salah satu metode pengobatan yang telah dikenal sejak lama, bahkan sebelum nabi Muhammad -shalallahu ‘alaihi wassallam- diutus.

Ruqyah secara umum terbagi menjadi 2 macam; Ruqyah Syar’iyyah yang diperbolehkan oleh syar’iah islam yaitu terapi ruqyah yang seperti diajarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.

Ruqyah Syirkiyyah yang tidak diperbolehkan oleh sya’iah islam. Yaitu ruqyah dengan menggunakan bahasa-bahasa yang tidak dipahami maknanya atau ruqyah yang mengandung unsur-unsur kesyirikan bahkan mencampur adukan dengan berbagai metode yang salah, seperti tenaga dalam, pernafasan, jimat2 rajah, di tranfer ke binatang dll

Dalil Ruqyah

“Dan kami turunkan dari Al Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (TQS. Al Isra (17): 82).

“Katakanlah: Al Qur’an itu adalah petunjuk dan obat bagi orang-orang beriman.” (QS Fushilat: 44).

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS. Yunus : 57).

“Wahai Muhammad apakah engkau mengeluh rasa sakit?” Beliau menjawab, “Ya!” Kemudian Jibril (meruqyahnya), “Bismillahi arqika, min kulli syai’in yu’dzika, min syarri kulli nafsin au ‘aini hasidin, Allahu yasyfika, bismillahi arqika” (“Dengan nama Allah aku meruqyahmu, dari segala hal yang menyakitimu, dan dari kejahatan segala jiwa manusia atau mata pendengki, semoga Allah menyembuhkan kamu, dengan nama Allah saya meruqyahmu”). (HR. Muslim).

Shahabat yang mulia Abu Sa‘id Al-Khudri rahimahullahu berkata: “Sejumlah shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi dalam sebuah safar (perjalanan) yang mereka tempuh, hingga mereka singgah di sebuah kampung Arab. Mereka kemudian meminta penduduk kampung tersebut agar menjamu mereka, namun penduduk kampung itu menolak. Tak lama setelah itu, kepala suku dari kampung tersebut tersengat binatang berbisa. Penduduknya pun mengupayakan segala cara pengobatan, namun tidak sedikit pun yang memberikan manfaat untuk kesembuhan pemimpin mereka. Sebagian mereka berkata kepada yang lain: “Seandainya kalian mendatangi rombongan yang tadi singgah di tempat kalian, mungkin saja ada di antara mereka punya obat (yang bisa menghilangkan sakit yang diderita pemimpin kita).” Penduduk kampung itu pun mendatangi rombongan shahabat Rasulullah yang tengah beristirahat tersebut, seraya berkata: “Wahai sekelompok orang, pemimpin kami disengat binatang berbisa. Kami telah mengupayakan berbagai cara untuk menyembuhkan sakitnya, namun tidak satu pun yang bermanfaat. Apakah salah seorang dari kalian ada yang memiliki obat?” Salah seorang shahabat berkata: “Iya, demi Allah, aku bisa meruqyah. Akan tetapi, demi Allah, tadi kami minta dijamu namun kalian enggan untuk menjamu kami. Maka aku tidak akan melakukan ruqyah untuk kalian hingga kalian bersedia memberikan imbalan kepada kami.” Mereka pun bersepakat untuk memberikan sekawanan kambing sebagai upah dari ruqyah yang akan dilakukan. Shahabat itu pun pergi untuk meruqyah pemimpin kampung tersebut. Mulailah ia meniup disertai sedikit meludah dan membaca: “Alhamdulillah rabbil ‘alamin” (Surah Al-Fatihah). Sampai akhirnya pemimpin tersebut seakan-akan terlepas dari ikatan yang mengekangnya. Ia pun pergi berjalan, tidak ada lagi rasa sakit (yang membuatnya membolak-balikkan tubuhnya di tempat tidur). Penduduk kampung itu lalu memberikan imbalan sebagaimana telah disepakati sebelumnya. Sebagian shahabat berkata: “Bagilah kambing itu.” Namun shahabat yang meruqyah berkata: “Jangan kita lakukan hal itu, sampai kita menghadap Rasulullah SAW, lalu kita ceritakan kejadiannya, dan kita tunggu apa yang beliau perintahkan.” Mereka pun menghadap Rasulullah SAW, lalu mengisahkan apa yang telah terjadi. Beliau bertanya kepada shahabat yang melakukan ruqyah: “Dari mana engkau tahu bahwa Al-Fatihah itu bisa dibaca untuk meruqyah? Kalian benar, bagilah kambing itu dan berikanlah bagian untukku bersama kalian.” Diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari rahimahullahu dalam kitab Shahih-nya no. 5749, kitab Ath-Thibb, bab An-Nafats fir Ruqyah. Diriwayatkan pula oleh Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih-nya no. 5697 kitab As-Salam, bab Jawazu Akhdzil Ujrah ‘alar Ruqyah.

Dari Auf bin Malik Al-Asyja’i, dia berkata : “Dahulu kami melakukan ruqyah di masa jahiliyah. Lalu kami bertanya: ‘Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang hal itu?’ Beliau menjawab: ‘Tunjukkan kepadaku ruqyah-ruqyah kalian. Ruqyah-ruqyah itu tidak mengapa dilakukan selama tidak mengandung syirik’.” (HR. Muslim No.2200, Abu Daud, Ibnu Hibban, Ath-Thabraniy, Al-Hakim dan Al-Baihaqi).

Dari Aisyah: Apabila Rasulullah SAW sakit, beliau tiupkan pada dirinya surat-surat mu’awwidzaat (Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas) dan beliau usapkan dengan tangannya. Maka tatkala beliau sakit yang menyebabkan beliau meninggal, kutiupkan pula kepadanya surat-surat Mu’awwidzat dan kusapukan tangannya ke tubuhnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam Islam ditemukan beberapa dalil yang membolehkan penggunaan ruqyah sebagai pengobatan penyakit. Seluruh ulama sepakat bahwa jenis ruqyah yang disebutkan dalam hadits (terapi Ruqyah Syar’iyyah) maka mengamalkannya adalah sunnah. Sedangkan ruqyah yang berbau syirik (Ruqyah Syikiyyah), seperti dengan menyebut nama seorang wali untuk menyembuhkan gangguan jin, atau dengan menggunakan hal-hal yang tak ada tuntunannya dalam syariat adalah terlarang dan haram hukumnya.

Namun realita yang terjadi di dalam kehidupan ummat islam, di samping metode ruqyah yang diajarkan Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam- dalam hadits-hadits beliau, ada juga metode ruqyah yang merupakan hasil kreasi sebagian orang yang dianggap ahli agama (kiai, atau ustadz). Inilah yang menjadi persoalan. Banyak ruqyah hasil kreasi itu terasa janggal, bahkan menyebutkan beberapa nama yang tak dimengerti. Satu contoh metode ruqyah yang dilakukan seorang kiyai yaitu dengan mengucapkan beberapa kalimat dengan hitungan tertentu dan disertai puasa tujuh hari, dan di malam harinya yang bersangkutan harus melaksanakan shalat hajat. Perbuatan semacam ini jelas tak ada petunjuknya di masa Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam-, sehingga dapat digolongkan ke dalam bid’ah (terapi ruqyah yang tidak Islami), ruqyah seperti ini termasuk yang dilarang dalam syari’at islam. Dari mana ia bisa menentukan bacaan tersebut, serta jumlah dan syarat puasanya. Bukankah puasa merupakan ibadah yang hanya boleh ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya?

Oleh karenanya, kaum muslimin yang menjaga tauhid jangan terpengaruh dengan cara-cara ruqyah bid’ah semacam ini, dan senantiasa mengamalkan apa yang diajarkan Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam- saja. Lagi pula bisa jadi kalaupun ruqyah itu membuahkan hasil dengan hilangnya penyakit atau perginya jin dari tubuh orang yang kesurupan, maka itu hanyalah permainan jin semata, agar banyak orang yang terjebak ke dalam bid’ah semacam ini.

Pendapat Ulama tentang Ruqyah

Imam Nawawi berkata: “Ruqyah dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan dengan do’a-do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam- adalah sesuatu hal yang tidak terlarang. Bahkan itu adalah perbuatan yang disunnahkan. Telah dikabarkan para ulama bahwa mereka telah bersepakat (ijma’) bahwa ruqyah dibolehkan apabila bacaannya terdiri dari ayat-ayat Al-Qur’an atau do’a-do’a yang diajarkan oleh Rasulullah -shalallahu ‘alaihi wassallam-.” (Shahih Muslim bisyarhi An-Nawawi : 14/341)

Penyembuhan suatu Penyakit Dengan Pembacaan Ayat-ayat SUCI AL-QUR’AN DAN DOA DOA YANG SYAR’I (Syaikh Muhammad Al-tamimi)

RUQYAH SYAR’IYYAH Adalah Doa Perlindungan/Pencegahan Bagi Orang Sakit Dengan Membaca Ayat-ayat Al-qur’an Al-karim .Asama-asama Alloh Dan Sifat-sifatnya Serta Doa’doa Syari’ah Dengan Bahasa Arab Atau Doa’doa Yang Tak Berbahasa Arab Yang Difahami Maknanya Dengan Hembusan Nafas Untuk Menghilangkan Penderitaan Dan Penyakit ( Al-Jurany fi kitab Al-Ruqyah Syar’iyyah wa al Sunnah Nabawiyyah)

Syaikh Hafizh Bin Ahmad Hakami MENEGASKAN Ruqyah Yang Terlarang Adalah Ruqyah Yang Tidak Terdiri Dari Al-qur’an Dan As Sunnah Dan Tidak Berbahasa Arab.Ruqyah Seperti Itu Termasuk Bacaan Untuk Mendekatkan Diri Kepada Syetan.Sebagaimana Yang Dilakukan Oleh Para Dukun Dan Tukang Sihir.Bacaan Seperti Itu Juga Banyak Di Jumpai Dalm Kitab-kitab Mantra Dan Rajah .Seperti Yang Tidapat Dalam Kita Samsul Maa’rif Dan Syamsul Anwar. Hal Itu Merupakan Upaya Musuh Ilslam Untuk Merusak Umat Islam,padahal Sebenarnya Islam Bersih Dari Segala Macam Hal Sperti Itu.

TLP / WA

081320121351

08122886192